Selasa, 07 Agustus 2012

MELATIH KECERDASAN DASAR LINGUISTIK VERBAL


MELATIH KECERDASAN DASAR
LINGUISTIK - VERBAL
Oleh : Edy Syahputra S.Pd.

Kenalkah anda dengan motivator sejati Andi Wongso? Motivator yang sukses dengan perusahaan percetakan kartu ucapan berlabel ‘Harvest’ yang meraih kesuksesannya dengan kemampuannya dalam berkata - kata. Ia bahkan tidak lulus SD dan banyak sekali merasakan kepahitan hidup, namun dengan menjajal usaha kartu ucapan yang berisikan kata – kata bijak ia mampu membuktikan diri sebagai seseorang yang cerdas dan sukses. Pada era ini, seseorang tidak lagi dilihat dari penampilan lahiriahnya, atau latar belakang keluarga maupun daerah asalnya saja. Seseorang lebih dilihat dari ‘bagaimana membawa diri’. Kemampuan seseorang dinilai dari kemampuannya untuk menginformasikan siapa dirinya, kualitas dan kualifikasinya, target dan pandangannya. Sehingga seringkali terjadi selain harus pandai secara akademis seseorang itu juga harus terampil berbicara dalam mengekspresikan dirinya.
Pada tulisan yang terdahulu penulis membahas mengenai kecerdasan Interpersonal yaitu kemampuan untuk bersosialisasi, menempatkan diri dalam hubungan sosial. Kemampuan membina hubungan sosial tidak akan berhasil tanpa menguasai kemampuan berkomunikasi. Pernahkah anda melihat seseorang yang menghadiri suatu acara / pesta tetapi tidak dapat larut dalam kegiatan tersebut. Tetapi ada juga orang yang dengan cepat dapat menguasai pembicaraan dan menjadi sentral dalam suatu acara. Individu tertentu mampu menjadikan peristiwa sederhana menjadi suatu bahan diskusi yang menarik, mampu mempengaruhi dan berhubungan dengan orang – orang melalui kepiawaiannya berkomunikasi. Kemampuan semacam ini disebut sebagai kecerdasan linguistik – verbal. Kecerdasan linguistik verbal sangat diutamakan dalam banyak bidang profesi seperti politik dan hukum, pengajar, penulis, pengisi acara televisi dan lain sebagainya.
Perkembangan teknologi juga lebih dominan dalam porsi komunikasi. Perkembangan teknologi kendaraan, keamanan maupun bahan bakar tidak secepat dan sefantastis perkembangan teknik komunikasi. Penggunaan satelit telah melampaui batas imajinasi manusia, dimana dahulu sulit membayangkan video telepon via skype yang memungkinkan berbicara face to face atau jaringan pertemanan yang mendunia dan praktis, semuanya mendukung interaksi yang aktif antar individu. Teknologi ini tidak akan membantu individu dalam hidupnya seandainya ia tidak memiliki kecerdasan linguistik – verbal dalam performanya. Seperti ada sebuah istilah diantara para programmer ‘garbage in garbage out’ yang secara harfiah artinya bila sampah yang masuk maka sampah yang keluar sehingga semua akan kembali kepada sumber daya manusianya.
Pencapaian dalam teknologi komunikasi telah mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Tujuan komunikasi dapat dijabarkan dalam beberapa hal pokok yaitu ; 1). Mempelajari atau mengajarkan sesuatu. 2). Mempengaruhi perilaku seseorang. 3). Mengungkapkan perasaan. 4). Menjelaskan perilaku sendiri atau orang lain. 5). Berhubungan dengan orang lain. 6).Menyelesaikan sebuah masalah. 7). Mencapai tujuan tertentu. 8). Menurunkan ketegangan dan penyelesaian konflik. 9). Pengembangan motivasi diri atau orang lain.
Seseorang yang selalu juara kelas belum tentu berhasil dalam hidupnya. Seseorang yang tidak mampu membangun jaringan komunikasi, mempersuasif orang lain, mengatasi berbagai ganjalan, tidak mungkin memperoleh posisi penting baik dalam pekerjaan maupun sosial walaupun ia punya tingkat pendidikan tertentu. Sebaliknya, perpaduan yang signifikan dari kepandaian akademis, wawasan umum yang luas, ketrampilan berbicara, kemampuan mempengaruhi orang lain dalam suatu permasalahan, akan membawa seseorang ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan kata lain kemampuan komunikasi merupakan kemampuan mutlak yang harus dimiliki oleh seseorang yang ingin sukses.
Komunikasi terdiri atas komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal menggunakan kata-kata dimana olah kata yang tepat, intonasi dan kecepatan berbicara akan mempengaruhi efektifitas komunikasi. Sedangkan komunikasi non verbal berupa ekspresi, kontak mata maupun isyarat tubuh yang mengiringi proses komunikasi.
Keterampilan berbicara (komunikasi verbal) merupakan aspek utama dan paling tampak dalam suatu komunikasi aktif dan membentuk kesan pertama dalam menjalin hubungan sosial. Seseorang yang mampu menyusun pikirannya secara jelas dan menyampaikannya melalui kata-kata, membawakan dirinya secara baik dan selalu bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk dikatakan, akan sangat dihargai dalam dunia modern ini. Penekanan pada penggunaan kata-kata yang tepat menggambarkan penguasaan yang luas pada kosa kata dan keterampilan komunikasi yang cerdas memiliki kemampuan untuk mengembangkan bahasa baik lisan maupun tertulis dan dengan mudah dapat memanipulasi struktur dan maknanya untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan dalam pencapaiam tujuan komunikasi.
Pemahaman dalam penggunaan bahasa memerlukan usaha pembelajaran tertentu tentang bagaimana lambang tulis ke dalam bunyi bahasa dan makna yang mewakilinya. Hal ini jelas merupakan hasil hubungan nyata dari proses baca-tulis. Keterampilan membaca dan menulis adalah keterampilan dasar dari komunikasi. Membaca melibatkan belajar memahami dan menggunakan bahasa dan menulis melatih kemampuan seseorang menuangkan pikirannya dalam bentuk lambang tulis. Penguasaan dua kemampuan ini akan membantu seseorang menghubungkan kata dan bunyi bahasa dengan pikiran atau maksud.
Cerdas dalam kata-kata meliputi sejumlah komponen antara lain : sintaksis (aturan/struktur kalimat) misalnya penggunaan urutan SPO yang benar serta penyusunan kalimat majemuk yang tidak tumpang tindih, fonologi (bunyi suara), semantik (arti/makna dari bunyi bahasa) dan pragmatik (hubungan antara bahasa dan situasi). Menyampaikan maksud melalui alat-alat kebahasaan merupakan kecerdasan  para pemimpin besar seperti Sang Proklamator Soekarno, Pahlawan Nasional Bung Tomo yang dapat menginspirasi para pejuang untuk berjuang mati-matian, Oprah Winfrey dengan segala misi kemanusiaannya, serta Presiden Obama yang dengan orasinya mampu membuat rakyat Amerika memilihnya dengan mengabaikan ras, latar belakang dan penampilannya yang berkulit hitam, bahkan dalam beberapa patah bahasa indonesia saja Obama mampu mencuri hati masyarakat indonesia dan menciptakan hubungan baik antar negara.
Pembentukan generasi yang cerdas dalam kata-kata (linguistik) dapat dimulai dari hal sederhana seperti gerakan ‘gemar membaca’, lalu diiringi dengan gerakan ‘cintai buku’, dan distimulus dengan gerakan ‘ayo berbicara’. Mendorong anak dalam tiap tingkatan untuk gemar membaca, mengembangkan pikiran dalam imajinasi kata-kata tertulis, akan membentuk ‘brankas’ perbendaharaan kata dalam diri anak. Menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan akan merangsang pengembangan penggunaan kata-kata dan memanipulasi struktur dan sintaksisnya sesuai kebutuhan. Keterampilan berbicara didepan umum akan mengembangkan pengalaman dalam menghadapi situasi – situasi tertentu yang selaras dengan pengembangan kepribadian seseorang.
Latihlah anak untuk menjabarkan kegiatan sehari-harinya secara verbal, koreksi secara perlahan kosa kata yang kurang tepat, lalu minta ia untuk menuliskan apa saja yang baru ia ceritakan pada anda dibuku hariannya. Ajarkan kepada anak betapa serunya membaca buku daripada menonton televisi. Tidak ada salahnya memberinya bacaan tingkat tinggi seperti ensiklopedia sains, atau peta wilayah indonesia atau mungkin hanya sekedar membaca deretan iklan dikoran. Anak akan terlatih membayangkan tiap detil peristiwa dalam bentuk sintaksis dan semantiknya lalu akan membangun kemampuan menghubungkan antara bahasa dengan situasi (pragmatis).
Pada akhirnya, kemampuan untuk  menyusun pikiran secara jelas dan mengungkapkannya dalam bahasa lisan maupun tertulis akan berkembang menjadi suatu bentuk standar logika.  Dan kecerdasan berkomunikasi akan efektif dalam menempatkan seseorang pada posisi yang layak dimasyarakat.

                                                                                                

1 komentar:

  1. Pas banget nih Pak guru buat para mommies. Jadi saya nggak perlu ngotot agar anak juara kelas ya?
    trims atas artikelnya. saya nantikan artikel berikutnya....

    BalasHapus