FALSAFAH
HIDUP SEEKOR IKAN
Oleh : Edy Syahputra S.Pd.
Saya sangat mengagumi jenis
makhluk hidup yang satu ini. Pisces. Ikan yang seringkali menggambarkan
kebijaksanaan, kesabaran dan ketenangan. Pisces adalah satu – satunya
klasifikasi makhluk hidup yang dijadikan nama zodiak. Seni ramalan melalui
perbintangan ini menggambarkan mereka yang lahir di pertengahan bulan february
dan maret dengan sifat yang menggambarkan karakteristik seekor ikan. Tenang,
bermakna namun juga berenergi.
Dalam pergolakan hidup yang
keras ini, manusia mencari berbagai cara untuk memperoleh ketenangan. Beberapa
kelompok orang menganggap akan memperoleh ketenangan dengan jumlah materi yang
berlimpah. Akibatnya mereka hanya semakin merasa lelah dikejar oleh roda
kehidupan yang selalu tak terduga. Kelompok yang lain malah menjauhi materi
untuk memperoleh ketenangan. Bagi mereka, materi adalah racun dunia yang bersifat
memabukkan lalu membunuh karakteristik manusia secara perlahan. Beberapa orang
lainnya, menjalani hidup sebagai sebuah lakon yang ketika dimulai harus dilalui
hingga cerita kehidupannya sendiri tamat.
Liukan ikan yang berenang
didalam kolam, sungguh membuat hati iri. Betapa pun kerasnya air mengalir,
seekor ikan memiliki cara sendiri agar tidak hanyut. Betapa asinnya pun air
laut, ikan mampu bernapas dengan lega tanpa harus merasa sesak. Mirip falsafah
Tao.
Tao sendiri adalah aliran
filsuf yang berasal dari seorang filsuf cina yang bernama Lao Tzu. Tao bermula
dari sebuah buku kecil yang berjudul Tao Te Ching (jalan dan kekuatannya). Lao
Tzu menjabarkan falsafah hidup sederhana, apa adanya dan meyakini bahwa semua
yang ada dibawah langit memiliki jalannya masing – masing. Ada beberapa jenis
kebijaksanaan yang seolah mengisi kehausan rohani manusia sehingga ajaran fisuf
ini berkembang dengan cepat di cina dan negara – negara lainnya.
Tanpa bermaksud
membandingkan, karena memiliki jalan sejarah yang terpisah, didalam Islam,
filsafat ini juga diajarkan oleh Rasulullah dengan perumpamaan seekor burung
yang pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam
keadaan kenyang. (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).
Pantas saja. Selain ikan, burung
juga dapat menghadirkan sensasi ketenangan yang hampir sama. Kelompok burung
yang terbang dalam formasi tertentu diatas cakrawala terasa begitu bebas dan
lepas. Manusia sulit untuk dapat mengekspresikan dirinya. Manusia selalu
terikat dalam banyak ikatan. Hukum, adat, sosial, karir dan keluarga. Untuk
dapat bertahan hidup, manusia terkadang harus merelakan dirinya diikat dalam
berbagai ikatan yang tidak perlu. Berbanding terbalik dengan ikan maupun
burung. Dalam kedinamisannya burung selalu dapat terbang melayang diangkasa,
dan dengan ketenangannya ikan mampu mengalahkan pusaran air.
Ajaran Tao mengajarkan
manusia untuk mengendalikan dirinya melalui pengendalian kepuasan karena segala
sesuatu telah memiliki jalannya masing - masing. Begitu pula dengan ajaran
tawakal, yang mengajarkan kepada manusia untuk melakukan sesuatu sebaik mungkin
dan menyerahkan hasilnya kepada kehendak Yang Maha Kuasa. Karena Allah telah
menentukan jalan hidup masing – masing manusia. Inti dari kedua ajaran ini
adalah sama yaitu berusaha dan menerima dan berujung pada suatu bentuk
pengendalian diri. Karena manusia butuh lebih Pengendalian diri dibandingkan
makhluk lainnya. Apakah saya salah? Mari kita diskusikan bersama….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar